Minggu, 03 Juli 2011

5 Macam Chiper Code

1. Cipher Klasik.

Sejarah Cipher pena dan kertas pada waktu lampau sering disebut sebagai cipher klasik.
Contoh:
- Cipher transposisi (Anagram) atau pengacakan huruf pada sebuah kata.
Misal, kata DAUN MUDA ditransposisi menjadi MANA DUDU atau MADU ADUN.


2. Caesar Cipher (Cipher Substitusi)

Ini adalah algoritma kriptografi yang mula-mula digunakan oleh kaisar
Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga caesar chiper), untuk
menyandikan pesan yang ia kirim kepada para gubernurnya. Setiap huruf
digeser maju sebanyak tiga huruf. Dan untuk mendekripsi cipherteks
cukup dengan menggeser mundur sebanyak tiga huruf.
Misalnya, tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari
susunan abjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf
(yaitu key = 3).
Tabel substitusi: (A = D)

pl : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C

Contoh:
DAUN MUDA
disamarkan menjadi:
GDXQ PXGD


3. Sandi Geser (Shift Cipher)
Sandi geser (shift cipher) merupakan generalisasi dari Sandi Caesar,
yaitu tidak membatasi pergeseran sebanyak tiga huruf. Jadi ada
sebanyak 26 kunci pergeseran yang bisa digunakan.
Khusus untuk K = 13 sering disebut dengan Sandi ROT-13. Kata ROT-13
diambil dr bhs Inggris yg artinya adalah Rotate by 13. Sebenernya ini mirip Caesar Chiper, bahkan sangat mirip! klo misalnya di Caesar Cipher kita bebas menentukan key nya, nah di ROT-13 tu key-nya adalah 13, jadi abjad di geser 13 digit. jadi tidak ada key untuk cipher ini.

Plaintext A BCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Ciphertext N OPQRSTUVWXYZABCDEFGHIJKLM

4. Sandi Permutasi (Transposisi)

Sandi Permutasi sering juga disebut dengan sandi transposisi, sebab
metode enkripsi yang digunakan tidak seperti pada algoritma sandi
pada umumnya, tetapi dengan mengganti urutan huruf pada plainteks.

Ada banyak metode dan variasi sandi transposisi. Berikut ini diberikan beberapa contohnya.
Contoh. Diberikan plainteks “BELAJAR SANDI ITU MUDAH”. Selanjutnya
tulis plainteks secara horizontal dengan lebar kolom tetap, misalkan lebarnya 5, dalam hal ini kuncinya adalah 5. Diperoleh:

B E L A J
A R S A N
D I I T U
M U D A H

Maka cipherteksnya dibaca secara vertikal, yaitu “BADMERIULSIDAATAJNUH”.
Metode lainnya bisa ditulis secara zig-zag, melingkar, dan sebagainya. Makanya banyak yg menyebutnya Sandi Ular.


5. cipher feedback(CFB)
Pada mode cipher feedback, data dienkripsikan dalam unit yang lebih kecil daripada ukuran blok, misalnya dienkripsikan satu karakter setiap kalinya (ini disebut CFB 8-bit). Unit yang dienkripsikan dapat berupa bit per bit (jadi seperti cipher aliran), 2 bit, dan seterusnya. Secara umum, CFB n-bit mengenkripsi plainteks sebanyak n bit setiap kalinya, yang mana n <= ukuran blok.
Dengan kata lain, CFB mengenkripsikan cipher blok seperti pada cipher aliran.

Mode CFB membutuhkan sebuah antrian (queue) yang berukuran sama dengan ukuran blok masukan.

Tinjau mode CFB 8-bit yang bekerja pada blok cipher berukuran 64-bit (setara dengan 8 byte). Algoritma enkripsi dengan mode CFB adalah sbb (lihat Gambar 1):
1. Antrian diisi dengan IV (initialiazation vector) seperti pada mode CBC.
2. Enkripsikan antrian dengan kunci K. Delapan bit paling kiri dari hasil enkripsi berlaku sebagai keystream yang kemudian di-XOR-kan dengan karakter 8-bit dari plainteks menjadi karakter 8-bit pertama dari cipherteks. Karakter cipherteks ini dikirim (pada aplikasi komunikasi data) atau disimpan (pada aplikasi penyimpanan data). Salinan (copy) dari karakter cipherteks ini juga dimasukkan ke dalam antrian (menempati 8 posisi bit paling kanan antrian), dan semua bit bit-bit lainnya di antrian digeser ke kiri menggantikan 8 bit pertama yang sudah digunakan.
3. Karakter plainteks berikutnya dienkripsikan dengan cara yang sama seperti pada langkah 2.
4. Dekripsi dilakukan sebagai kebalikan dari proses enkripsi. 
  

 Sumber : Net Detective Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar